Minggu, 01 Maret 2009

Bersegeralah dalam Kebaikan

KotaSantri.com : Sahabat…
Bisa jadi jejak langkah kita di dunia ini tidak akan lama lagi. Entah hari ini, esok, atau lusa. Kita harus meninggalkan dunia yang fana ini. Kita harus ridha meninggalkannya. Kita tak pernah tahu kapan kita harus kembali untuk menghadapNya. Menghadap dalam makna mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan baik-buruk selama hidup. Kita seringkali melupakan atau pura-pura lupa bahwa, Malaikat Maut tengah bersiap-siap untuk menjemput kita. Setiap saat. Kapan saja!

Kesadaran diri terhadap kehadiran Malaikat Maut seharusnya menjadi cambuk untuk tetap waspada dalam menjalani hidup ini. Simaklah peristiwa di sekitar kita. Banyak saudara atau tetangga yang masih muda belia, mereka duluan menghadap Allah. Sementara di sisi lain, kita juga menyaksikan banyak ibu-bapak yang sudah lansia malah tidak apa-apa.


Sahabat…
Kita tak pernah tahu, berapa lama sebenarnya jatah usia yang Allah titipkan. Yang kita tahu, hanya sebuah harapan yang sedang dijalani dalam siklus kehidupan ini. Harapan yang entah tercapai atau tidak. Ya, sebuah harapan yang kerap membiaskan jatidiri dan eksistensi kita sebagai makhluk tak berdaya di hadapan Khaliknya.

Al-Qur'an mensinyalir, kehidupan dunia hanya fatamorgana. Semu. Dan hanya kesenangan yang menipu. Firman-Nya, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS. At-Takaatsur : 1-2).
Maka, sesungguhnya kebahagiaan di akherat adalah lebih utama dari kehidupan di dunia, sebagaimana Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan : Tuhan (Rab) kami adalah Allah. Kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Ahqaaf : 13-14). Begitulah sebuah perbandingan nyata, yang bisa dirasa oleh keimanan semata.

Sahabat…
Agar hidup dan kehidupan kita tidak sia-sia, hingga menyesal sepanjang masa. Maka, Rasulullah SAW jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar berhati-hati menggunakan waktu. Nasehat beliau, "Pergunakanlah waktumu sebaik mungkin, karena salah satu pertanyaan di akherat kelak kau gunakan apa waktumu selama di dunia?" Ini yang pertama.

Kedua, kesungguhan memerankan peran. Sebagaimana kita pahami, Allah tidak pernah menilai seseorang berdasar baju sosial yang disandangnya, yang Allah pandang hanya nilai takwa. Maka, apapun peran kita dalam komunitas sosial, peran adalah aksesoris. Itulah sebabnya, peran hanya objek pelengkap. Dengan demikian indikator kesuksesan kita di mata Allah, semata-mata karena kesungguhan memerankan peran.

Sebagai umpama jika pada saat ini kita tengah memerankan peran sebagai staf di sebuah perusahaan, maka janganlaah sungkan untuk melakukan pekerjaan yang terbaik sebagai staf. Berkarya dengan baik, bukan karena atasan, bukan pula karena kacamata sosial, tetapi bekerja dengan baik karena kita tahu Allah yang menyuruh agar kita selalu berbuat baik dan sungguh-sungguh. Firman-Nya, "Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain." (QS. Alam Nasyrah : 7).

Sahabat…
Yang ketiga yaitu bersegeralah dalam melakukan kebaikan. Dalam menjalani proses hidup setiap orang akan mengalami kondisi 'jatuh bangun'. Kondisi itu bukan saja dalam siklus ekonomi, demikian pun dalam perjalanan menuju ma'rifatullah. Karenanya menjadikan proses 'jatuh bangun' sebagai upaya berlindung kepada-Nya merupakan tabiat kemuliaan seorang mukmin. Nabi dan rasul dalam mengemban risalahnya tidak terlepas dari sisi jatuh bangun. Meskipun demikian, mereka tetap tabah menghadapi segala rintangan. Sebab mereka meyakini bahwa jatuh bangun adalah bagian dari proses pensucian diri.

Kemudian yang keempat, selalu merindukan pertolongan Allah. Kerinduan kepada Allah cirinya terbagi empat yaitu; (1) Sering menyebut nama-Nya. (2) Selalu ingin dan merasa dekat. (3) Selalu ingat. Dan (4) selalu berkorban untuk yang dirindukannya.

Sedangkan yang terakhir, berusaha melakukan yang terbaik. Kebaikan yang kita lahirkan, tidak akan tersiakan. Karena hal itu dijamin oleh Allah sebagaimana tersurat dalam firman-Nya, "Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan." (QS. Al-Qari'ah : 4-7).

Sahabat…
Demikianlah, agar kita terhindar dari perangkap jaring penyesalan yang tiada berakhir, maka bersegeralah dalam melakukan kebaikan. Di samping memanfaatkan waktu dan kesempatan yang kita miliki. (Drs. Encon Rahman)[DPU]

Selengkapnya...

Pemuda Pilihan

Masa muda adalah masa yang sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang, yang akan menentukan kehidupannya di usia 40 tahunan. tidak sedikit orang yang memanfaatkan masa mudanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya. sungguh ironi memang, bahkan berdasarkan survey salah satu LSM menyebutkan bahwa indonesia telah kehilangan satu generasi. hilang bukan karena anak mudanya tidak ada, tetapi generasi muda di indonesia sudah rusak orientasinya dalam artian tidak punya visi dan misi dalam hidupnya.

itulah sekelumit dari permasalahan yang menimpa para pemuda, yang perlu kita sadari disini adalah setiap perubahan di motori oleh para pemuda, sebagai contoh setiap peperangan Rasulullah pasti di motori oleh para pemuda, generasi pertama yang di bina Rasulullah adalah para pemuda. dan dari generasi tersebut lahirlah sebuah peradaban baru dibawah naungan panji-panji islam.

presiden soekarno pun pernah menyampaikan "berikan aku 100 orang tua, maka akan aku guncang indonesia. tapi beri aku 10 orang pemuda, maka akan aku guncangkan dunia!!!" sungguh luar biasa memang kekuatan para pemuda.....

pemuda pilihan adalah seperti apa yang Allah sampaikan dalam surat al-kahfi :13-14 yaitu pemuda yang memiliki:

1. Keimanan
2. hati yang teguh
3. rendah hati


1. keimanan. bagi seorang hamba, keimanan merupakan hal yang sangat penting sekali. seorang pemuda yang memperhatikan betul tentang kondisi iman nya dia termasuk ke dalam golongan yang akan mendapat perlindungan nanti dihari yang tidak ada lagi yang dapat memberikan perlindungan selain Alloh SWT. kemudian ketika seorang pemuda dengan sungguh memperhatikan kondisi imannya maka Alloh akan memberikannya petunjuk kepada mereka, seperti halnya yang terjadi pada zaman ashabul kahfi yang berlari untuk menghindari kejaran dari kaum kafir yang akan membunuhnya dan kemudian Alloh memberikan petunjuk kepada mereka dengan menuntun mereka ke dalam sebuah goa.

2. hati yang teguh. hati adalah sesuatu yang memiliki pengaruh luar biasa bagi seseorang, baik secara jasad maupun ruh. karena Rasul sendiri menegaskan : di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, yang apabila segumpal daging ini baik maka seluruh anggota tubuhnya pun akan baik begitu pula sebaliknya, dan segumpal daging itu adalah hati. hati yang teguh sulit untuk di miliki, karena hati ini senantiasa dibolak balikan. berdo'lah kepada Alloh semoga hati kita senantiasa berada terus dalam keimanan.

3. rendah hati. setelah mempertahankan keimanan kemudian memiliki hati yang teguh, maka yang berikutnya adalah pemuda tersebut akan memiliki kesadaran bahwa Tuhannya adalah Alloh dan mengaplikasikan dalam kehidupannya dan mengetahui bahaya akan pelanggaran terhadap keyakinan tersebut dan berusaha untuk menghindarinnya.
Selengkapnya...