Senin, 24 November 2008

Inspiration Technology

Dalam perjalanan peradaban, lama sekali teknologi ditempatkan pada posisi pinggiran yang amat tidak berdaya : hanya sekadar alat. Hal yang sama juga berlaku pada teknologi informasi. Dulu, ketika komputer hanya hadir dalam bentuk main frame, fungsi teknologi ini hanya dua : automating and informating. Dalam studi-studi tentang social construction of technology, penempatan fungsi teknologi sebagaimana dua fungsi terakhir, sudah lama diyakini amat terbatas. Ada fungsi ketiga yang jauh lebih dahsyat dari sekedar memberi informasi, dan membuat kerja kita lebih otomatis. Ia bernama reformatting. Teknologi juga memformat ulang cara kita hidup dan bekerja.

Tulisan ini dibuat di atas mobil di tengah macetnya kota Jakarta. Dikirim di tengah malam, ketika kebanyakan orang sedang tidur. Tidak membutuhkan tukang post, dan sampai pada waktu yang hampir bersamaan. Ketika menjadi nara sumber di depan ratusan konsumen Lintas Arta (sebuah perusahaan yang menjual teknologi yang memungkinkan kerja serba on line) di Hotel Sheraton Yogyakarta, tadinya saya fikir saya hanya akan bertemu dengan pemimpin-pemimpin perusahaan raksasa. Nyatanya, sebagian dari perusahaan yang serba on line ini hanyalah perusahaan-perusahaan kelas menengah. Dulu, ketika saya baru belajar bekerja, laporan penjualan dari seluruh cabang dibacakan di telepon. Sebuah cara kerja yang telah dikubur habis-habis oleh teknologi.

Lebih dari sekadar memformat cara kerja, cara kita hidup juga telah dan sedang diformat ulang. Kendati setiap minggu harus terbang ke luar kota, dan jauh dari anak isteri, nyaris setiap hari puteri tercinta saya mengirim pesan-pesan cinta melalui SMS. Hanya karena dibantu teknologi, saya bisa merangkap jadi pembicara publik, penulis, konsultan, bapak dari satu puteri dan dua putera, suami dari seorang isteri tercinta, dan pada saat yang sama memimpin perusahaan dengan 2000-an manusia. Dan mengelola hidup dengan cara terakhir bisa dilakukan dalam waktu dua puluh empat jam penuh secara bersamaan.

Putera dan puteri saya yang rajin berselancar di internet, memiliki guru tidak hanya dari sekolahnya yang ada di Jakarta. Mereka belajar dari CNN, Discovery, Yahoo dan masih banyak lagi situs-situs pengetahuan lainnya. Digabung menjadi satu, teknologi memiliki daya rubah yang jauh lebih besar dari informatting dan automating. Ia juga memformat ulang hampir keseluruhan cara kita hidup dan bekerja.

Mungkin saya agak pesimis dalam hal ini, namun tanpa persiapan yang memadai, bukan tidak mungkin, teknologi buatan manusia sudah dan akan terus membuat ulang manusia. Dan ini tidak hanya ada di film fiksi, ia sudah terjadi di sini, dan mungkin juga nanti serta selamanya. Hampir seluruh sendi-sendi kehidupan akan diformat ulang oleh teknologi. Keluarga, perusahaan, negara, semuanya telah dan akan diformat ulang.

Hukum-hukum pengetahuan juga tidak bebas dari format ulang teknologi. Sebut saja hukum ekonomi lama dalam bentuk kualitas naik harga juga naik. Sebagaimana ditunjukkan telepon genggam dan komputer, kualitas naik pesat dan pada saat yang sama harganya menurun drastis. Dulu, yang bisa meruntuhkan pemerintahan berkuasa kalau tidak angkatan bersenjata, ya negara adi kuasa. Sekarang, sejumlah hacker yang berumur amat muda, bisa membuat kalang kabut sejumlah pemerintahan. Beberapa puluh tahun lalu, negara-negara yang berkuasa didukung oleh tentara-tentara dalam jumlah banyak. Sekarang, di depan teknologi, jumlah tentara berapapun tetap tidak berdaya.

Maka, lengkaplah daya kuasa teknologi dalam memformat sendi-sendi kehidupan manusia. Di tengah-tengah keheranan seperti ini, di sebuah kesempatan menjadi nara sumber bagi perusahaan komputer Compaq, seorang staf raksasa komputer ini memberi tahu saya tentang bagaimana teknologi informasi ditempatkan di perusahaan ini. Mereka tidak lagi menyebutnya dengan information technology, melainkan menempatkannya sebagai inspiration technology.

Ini tentu saja lebih dari sekadar permainan kata-kata indah. Terlepas dari apa motif di balik nama indah terakhir, saya melihatnya sebagai peluang bagi kita manusia untuk tidak tampil tanpa daya di depan teknologi. Yakni, dengan menempatkannya sebagai sumber inspirasi. Kita memang tidak punya pilihan untuk menolak teknologi. Apa lagi bersifat sombong pada karya manusia terakhir. Kita memerlukan pola persahabatan baru dengan teknologi. Dan yang paling win-win adalah menempatkannya sebagai sumber inspirasi.

Sebut saja internet. Ia adalah sebentuk samudera amat luas dari mana kita bisa meminum air kreativitas dan imajinasi. Sebut saja komputer dan telepon genggam yang membuat semuanya lebih mudah. Dalam keadaan demikian, kalau ada orang yang menyebut dirinya susah mencari inspirasi, atau dibuat tumpul oleh teknologi, ia tidak beda jauh dengan ikan yang mati kehausan dalam samudera.

Datang dan bersahabatlah dengan teknologi. Dibandingkan diformat ulang dan tidak berdaya di depan teknologi, saya memilih menempatkannya sebagai sumber inspirasi. Dan sebagaimana dunia internet yang menghadirkan cara dalam jumlah yang teramat luas, cara bagaimana teknologi bisa menjadi sumber inspirasi juga berjumlah amat banyak. Ia sebanyak air di samudera, sebanyak udara di sekitar kita, sebanyak pasir di padang pasir. Dalam keadaan seperti ini, masihkah Anda menyebut diri kekurangan inspirasi ? Selengkapnya...

Selasa, 18 November 2008

Home

Assalamu'alaikum wr,wb.

Selamat datang di blog ane, mudah-mudahan blog ini bisa menjadi sarana silaturahim bagi sahabat semua.. Selengkapnya...